Hati-Hati, Suplemen Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

 

Studi temukan suplemen bisa meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.                      Foto: Pixnio


Studi temukan suplemen bisa meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.



 JAKARTA, idnews.co -  Satuan Tugas Layanan Pencegahan Amerika Serikat (USPSTF) menemukan bukti bahwa suplemen bisa meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung bagi orang tertentu. Fakta baru ini dirilis oleh USPSTF di laman web-nya.


USPSTF telah memberi sebagian besar suplemen dengan nilai "I" dalam hal mencegah kanker dan penyakit kardiovaskular. Namun kini, mengutip data ilmiah yang kuat, Satgas mencatat bahwa konsumsi suplemen seperti vitamin E dan beta-karoten bisa berbahaya.


"Bukti menunjukkan tidak ada manfaatnya mengonsumsi vitamin E dan beta-karoten, karena bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru pada orang yang sudah berisiko, seperti mereka yang merokok. Juga meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung atau stroke," kata John Wong dari Tufts Medical Center, dalam sebuah pernyataan.



Berdasarkan bukti terbaru, USPSTF juga tidak merekomendasikan skrining defisiensi vitamin D rutin untuk orang dewasa tanpa gejala. Tetapi UPSTF merekomendasikan agar wanita yang berencana hamil mengonsumsi suplemen asam folat.


"Kekurangan asam folat selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir yang parah pada sumsum tulang belakang dan otak janin, termasuk spina bifida," kata Wong seperti dilansir dari Eat This pada Jumat (7/5).


Pernyataan USPSTF mengikuti meta-analisis 2019 di mana para peneliti dari Johns Hopkins mengevaluasi studi yang melibatkan 450 ribu orang. Studi menentukan bahwa multivitamin tidak menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, penurunan kognitif, kematian setelah serangan jantung atau stroke, atau kematian dini. 


Studi itu menyimpulkan agar individu tidak membuang uang untuk membeli multivitamin. Alih-alih suplemen, ahli menyarankan agar mendapatkan vitamin dan mineral langsung dari makanan.


"Pil bukanlah jalan pintas menuju kesehatan yang lebih baik dan pencegahan penyakit kronis," kata direktur Pusat Pencegahan, Epidemiologi dan Penelitian Klinis Johns Hopkins Welch, Larry Apel dalam studinya.


"Konsumilah makanan yang sehat, menjaga berat badan yang sehat, dan mengurangi jumlah lemak jenuh, lemak trans, natrium, dan gula untuk sehat," tambah dia.





sumber:republika.co.id

Lebih baru Lebih lama