Kasus Aktif Covid-19 Meningkat, Lima Provinsi Jadi Sorotan

 

Jajaran Polres Semarang bersama dengan TNI serta unsur Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang menggelar skrining Covid-19 secara acak terhadap pengguna jalan tol antar daerah, di Rest Area Tol Semarang- Solo KM 429 A, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (6/5).Foto: Republika/Bowo Pribadi



Kenaikan kasus aktif Covid-19 di lima provinsi dibarengi turunnya kepatuhan prokes.


JAKARTA, idnews.co - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyoroti tren kenaikan kasus aktif di lima provinsi yang juga telah melebihi persentase kasus aktif di tingkat nasional. Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, tren kenaikan kasus di lima provinsi ini telah terjadi selama empat minggu terakhir.


Kelima provinsi tersebut yakni Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan juga Sulawesi Tengah.


“Lima provinsi ini menjadi perhatian karena tidak hanya kasus aktifnya yang mengalami tren kenaikan, namun juga angkanya melebihi persen kasus aktif nasional,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/5).


Wiku menjelaskan secara detail. Di Provinsi Riau tercatat konsisten mengalami penurunan kepatuhan menjaga jarak sebesar 5 persen sejak minggu pertama yang juga diikuti dengan kenaikan kasus aktif sebesar 6 persen selama 4 minggu terakhir.


Sedangkan, di Kepulauan Riau mengalami penurunan kepatuhan menjaga jarak sebesar 4 persen sejak minggu kedua, diikuti dengan kenaikan kasus aktif sebesar 8 persen. Di Sumatera Barat mengalami penurunan kepatuhan menjaga jarak sebesar 2 persen sejak minggu ketiga diikuti kenaikan kasus aktif sebesar 2 persen.


Di Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 3 persen pada kepatuhan menjaga jarak yang konsisten sejak minggu pertama pemantauan dan diikuti dengan kenaikan kasus aktif sebesar 2 persen sejak minggu kedua pemantauan. Dan di Sulawesi Tengah mengalami penurunan kepatuhan menjaga jarak sebesar 30 persen yang diikuti dengan kenaikan kasus aktif sebesar 1 persen.


“Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan masyarakat terhadap prokes terutama menjaga jarak dan menghindari kerumunan secara signifikan berpengaruh terhadap kenaikan kasus aktif di suatu wilayah,” jelas Wiku.


Wiku mengatakan, seharusnya kepatuhan protokol kesehatan dapat selalu ditingkatkan dan dipantau melalui posko di tingkat desa atau kelurahan. Namun, di lima provinsi tersebut jumlah posko yang terbentuk masih sedikit yakni sekitar 40-80 posko.


Ia pun mengingatkan peran posko yang sangat penting dalam memantau kepatuhan masyarakat. Karena itu, ia meminta pimpinan daerah agar segera membentuk posko dan menyediakan anggaran yang dibutuhkan.


“Provinsi-provinsi lainnya seperti Aceh bisa membentuk posko dengan jumlah yang besar sesuai dengan jumlah desa atau kelurahan yang ada di wilayah tersebut dan terbukti kasus aktifnya mengalami penurunan yang konsisten selama 4 minggu,” kata Wiku.



sumber:republika.co.id


Lebih baru Lebih lama