Menghawatirkan Mental Siswa, Warga dan Orang Tua Murid Kecam Merger Sekolah di Bunaken

" Warga pulau bunaken menolak keras keputusan dinas pendidikan untuk merger dua sekolah,".

Saat tatap muka berlangsung (foto idnews.co)

IDNEWS.CO, MANADO- Suasana hening Gedung DPRD Manado tiba-tiba ramai dengan kedatangan Puluhan Warga Kepulauan Bunaken.


Mereka tiba sekitar pukul 10.30 WITA dengan menggunakan perahu taxi Bunaken. Sangat meyangkan ada salah satu ibu harus rela membawa anak bayi masih kecil menyusui hanya karena ingin menyampaikan aspirasi.


Kedatangan rombongan kali ini langsung di jemput Wakil Ketua DPRD Manado, Adrey Laikun.ST. Tujuan kehadiran para warga pulau bunaken hendak menyampaikan keluhan berupa aspirasi mengenai keinginan Dinas Pendidikan untuk melakukan Merger (penggabungan) Sekolah Impres dan Sekolah Negeri 1 Bunaken.


Saat berbincang dalam penyampaian aspirasi, seluruh warga menolak dengan keinginan pemerintah untuk merger. Apalagi orang tua murid sangat tidak setuju degan keputusan itu.


Apa pun alasan dinas pendidikan bagi mereka sangat tidak masuk akal, Sebab sudah 40 tahun sekolah impres berdiri tidak pengeluhan sama sekali, baik siswa, guru, atau orang tua siswa.


Sementara alasan pemerintah mau adakan merger hanya karena adanya suara bising dari gardu pembangkit listrik, dan sekolah impres sering kebanjiran, itu dibantah keras oleh para rombongan saat memberikan penjelasan dihadapan wakil ketua dewan,Adrey Laikun, ST.


" Alasan itu tidak masuk akal dan tidak mendasar sama sekali. Harusnya pemerintah mengatasi masalah banjir dengan membangun gorong-gorong menuju ke pantai, bukan otak- atik sekolah mau merger segala. Kalau pemerintah berdalih sekolah sering banjir kita harus tau bahwa struktur tanah bukanen itu berpasir, sehingga endapan air sangat cepat meresap ke dalam. Jadi kalau Banjir satu jam saja pasti cepat surut tidak lama air bertahan," tegas Mulyadi Paransa, saat memberikan keterangan, Rabu (22/6/2022) Siang tadi.


Dirinya juga berharap pemerintah mengkaji kembali soal niat melakukan merger karena tidak ada alasan tepat. Apalagi menyinggung soal bising dan banjir bukanlah solusi jitu dan hebat. Jika mau kami warga menantang kepala dinas pendidikan boleh turun ke pulau bunaken, temui orang tua murid kita diskusikan bersama cari solusi paling hebat.


" Kadis pendidikan datang ke pulau bunaken ketemu orang tua siswa dan warga, mari kita diskusi rame- rame Jangan hanya duduk dibelakang meja kemudian kasi keluar kebijakan yang keliru,"  ucap Paransa.


Seraya menambahkan, harapan terpenting bagi lembaga dewan manado hendaklah mengfasilitasi antara warga dengan dinas pendidikan lewat hearing bersama, agar ada kejelasan apa sebenarnya keinginan pemerintah mau ngotot adakan merger.


" Olehnya sebagai representasi perwakilan masyarakat pulau bunaken, Pak Adrey Laikun kami sangat harapkan boleh mengawal aspirasi ini hingga tuntas," jelasnya.


Hal senada juga disampaikan Ferdinan Panontongan, Warga satu ini mati-matian menolak keras dengan adanya program penggabungan atau istilah merger, antara sekolah dasar impres dengan sekolah dasar negeri 1 bunaken. Dirinya sama sekali tidak menyetujui akan keputusan pemerintah secara sepihak, baginya ini hanyalah terkesan ada unsur pemaksaan bagi warga dengan menerima keputusan abal-abal.


" Kami justru kaget mendengar mengenai keputusan dinas pendidikan mau merger ke dua sekolah ini. Bahkan lebih gila lagi sekolah impres mau ditutup dan akan pindah ke sekolah sd negeri 1 kan lucu namanya. SD impres sudah kurang lebih 40 tahun berdiri dan beroperasi tiba- tiba mau di tutup sangat jauh dari pemikiran kami orang tua siswa dan warga," tegas Ferdinan.


Ia juga mengatakan kembali dirinya bersih keras menolak jika ada penggabungan sekolah lewat merger.


"   Saya menjelaskan bahwa sekolah sd negeri 1 itu lapangannya kecil bangunannya juga tidak memadai, bandingkan dengan sd  impres lapangan cukup luas bahkan bangunannya pun besar, jadi anak- anak siswa senang bermain. Bukan malah sebaliknya," tandas Ferdinan" tandas Ferdinan.


Seraya menambakan, perlu sekedar pemberitahuan bahwa tanah sd negeri 1 Bunaken adalah milik orang tua kami almarhum Hefran Panontongan. Semasa hidup opa Herfran meminjamkan tanahnya untuk dibangun sekolah dasar sampai sekarang. 


" Kalau dinas pendidikan tetap ngotot menutup sd impres dan pindah ke muka, maka saya akan kumpul seluruh keluarga Panontongan untuk tutup sekolah dasar negeri 1 itu, sebab itu kintal keluarga kami yang hanya statusnya pinjam pakai saja," ucap Ferdinan.


Begitu pula dengan Megawati Rakip, warga pulau bunaken ini bersikeras tidak mau adanya penggabungan sekolah dengan alasan secara pisikis mau mental anak akan terganggu. Apalagi suasananya akan jauh berbeda dengan kondisi saat bergaul dan sekolah di sd impres bunaken.


" Saya punya anak sekarang sudah kelas tiga mau naik kelas empat, hampir setiap hari Ia terus bertanya kalau sekolah itu mau tutup atau tidak. Dari bangun pagi hingga pulang sekolah anak kami terus menanyakan hal demikian, mereka tidak mau pindah karena sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Kasihan kalau terjadi bagi mana mentalnya pemerintah jangan egois hanya kepentingan sesaat, justru merusak jiwa anak kami," ungkap Megawati sambil mengendong anak yang masih bayi.


Sementara itu menanggapi hal demikian, Wakil Ketua DPRD Manado, Adrey Laikun, ST justru akan segera menindak lanjuti aspirari dari warga kepulauan bunaken. Dirinya berjanji secepat mungkin akan mengadakan hearing tatap muka antara dinas pendidikan, pihak sekolah, dan orang tua siswa.


" Sebagai wakil rakyat dapil bunaken kepulauan sangat prihatin atas kejadian ini, semestinya tidak perlu terjadi demikian mengingat, sekolah impres sudah lama berdiri hampir 40 tahun dan saya salah satu murid disitu. Tidak ada alasan merger hanya karena kebisingan mesin PLN dan sering banjir itu alasan klasik," tegas Laikun.


Dirinya kemudian mengatakan kembali bahwa, apa pun itu pihaknya akan terus mengawal aspirasi warga kepulauan Bunaken sampai tuntas. Seraya akan segera menyerahkan berkas aspirasi ke pihak komisi lV selaku komisi membidangi masalah pendidikan.


" Segera mungkin akan ada hearing dan itu saya akan kawal hingga selesai tidak main-main dengan persoalan tersebut. Mengingat warga sangat resah dengan keadaan tersebut apalagi para anak siswa mereka akan terpukul secara psikologi dengan permasalahan tersebut," tandasnya.


Seraya menambahkan dirinya berharap dinas pendidikan kepala dinas maupun semua berkompeten dengan persoalan ini harus datang dalam agenda hearing, tanpa ada alasan apa pun jika membantah akan ada catatan khusus bagi dinas tersebut.


" Sebelum ada agenda hearing Saya berharap dinas pendidikan mengkaji lagi,mengevaluasi kembali terhadap keputusan merger itu. Sebab secara aturan sesuai dengan undang-undang merger itu harus ada kajian termasuk duduk bersama, antara orang tua murid, dinas pendidikan dan tenaga pendidik yang ada itu salah satu poin terpenting. Masih ada lagi poin- poin lainnya nanti akang berkembang dalam hearing nanti," tutup Pria asli berdarah pulau bunaken ini. (Yudi barik)

Lebih baru Lebih lama