Tangis Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, TPP Guru SD/ TK Jadi Mimpi Buruk

 "Tunjangan TPP Guru SD/ TK Tak Kunjung Ada, Ribuan Guru Mulai Menjerit, batin tersiksa kebutuhan rumah tangga Amblas".

Kantor Dinas Pendidkan Manado(foto istimewa)


IDNEWS.CO,MANADO- Sejak Lima Bulan berjalan mulai dari Januari hingga Mei 2022, seluruh Guru Sekolah Dasar hingga Taman Kanak-kanak (TK) menjerit tak menerima  Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).


Padahal ini menjadi hak dari setiap Aparatur Sipil Negara (ASN), akan tetapi anehnya seluruh PNS selain guru SD dan TK sudah menerima hak TPP. Tapi anehnya justru mereka disebut pahlawan tanpa jasa harus menangis akibat belum merasakan jerih payah selama Lima bulan berjalan, kalau boleh dikata TPP bagi mereka hanya jari mimpi buruk saja.


Peran guru sangat penting dalam mencerdaskan generasi para anak-anak, apalagi kita semua pernah merasakan buah tangan seorang guru sehingga banyak melahirkan pejabat,pengusaha,hingga anggota dewan, bahkan ada yang jadi polisi,tentara,hingga presiden dan menteri sekalipun.


Namun sangat tersayangkan jasa seorang guru hanya dilihat sebelah mata oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Manado. Semestinya sudah sejak lama dari lima bulan berjalan harusnya tunjangan TPP sudah boleh terbayarkan.


Salah satu guru SD Negeri diwilayah Kecamatan Tuminting,saat diwawancarai wartawan mengatakan dinas pendidikan hanya tinggal janji dan syurga telinga saja. Sementara hasilnya masih diawan-awan.


"Torang so penuhi itu samua permintaan persyaratan berkas administrasi namun sampe sekarang hanya syurga talinga samua," tandas oknum guru tersebut enggan namanya diberitakan dengan khas dialog manado.


Lanjut dikatannya, sebelumnya pihak dinas memintakan SK Fungsional sudah terpenuhi, namun baru-baru ini ada lagi permintaan berkas penilaian kinerja.


"Kiapa nyanda minta satu kali. Setiap bulan ada saja permintaan berkas oleh dinas sampe Torang so bingong, padahal kan ini TPP setiap bulan terima namun anehnya nanti tahun 2022 skarang jadi model bagini," ucapnya.


Begitu juga salah satu guru SD diwilayah kelurahan Tikala Ares. Hampir sebagian guru disitu berteriak mempertanyakan nasibnya. Padahal masa pengabdian sebagai guru sudah begitu lama, bahkan ada yang akan memasuki masa pensiun.


" Sekarang sudah bulan Juni cukup lama menunggu kepastian mengenai TPP, harusnya boleh diberikan dulu tiga bulan tunjangannya. Namun berbagai alasan pihak dinas dengan menyodorkan persyaratan administrasi harus dilengkapi, padahal ini menjadi hak kami," tandasnya.


Sementara itu sejumlah wartawan menuju kantor dinas pendidikan untuk mengorek kejelasan terkait TPP. Setibanya disana langsung menemui Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD), Triana Almas, anehnya sudah hampir satu jam menunggu kata stafnya lagi ada tamu.


"Ibu Kabid lagi melayani para guru,bapak-bapak wartawan menunggu saja," kata salah satu staf.


Sungguh sangat tidak ironis usai melayani tamu Kabid langsung keluar tanpa menghiraukan wartawan, yang sudah sejak satu jam menunggu. Tapi karena keinginan mengetahui simpang siur TPP para guru sekolah dasar dan TK, salah satu wartawan langsung mengejar Kabid untuk menanyakan hal tersebut.


"Tanya saja ke bagian kasubag kepegawaian atau bagian keuangan bukan ke saya," jelas Almas langsung berlalu pergi begitu saja. 


Hal ini semestinya menjadi perhatian bagi seorang kepala bidang, setidaknya berikan penjelasan saja terhadap kemelut TPP kenapa terjadi keterlambatan.


" Dia kan Kabid yang membidangi guru-guru SD dan TK, kenapa sulit berikan tanggapan dan terkesan seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan," ucap salah satu wartawan. (Yudi barik)


Lebih baru Lebih lama