Isak Tangis Orang Tua Murid Korban Merger Hiasi Reses Adrey Laikun

 Wakil Ketua DPRD Manado, Adrey Laikun,"Masyarakat terus bersabar dan jangan berhenti untuk terus menyuarakan aspirasi ke pemerintah kota manado. Ini menjadi hak bapak/ ibu selaku orang tua murid demi mencerdaskan pendidikan anak-anak,".

Suasana reses berlangsung (foto idnews.co)

IDNEWS.CO, MANADO- Isak tangis seorang Ibu Masni Hamzah Warga Asal Kelurahan Tuminting pecah, saat menunggkapkan nasib anaknya hingga sekarang masih jadi korban kebijakan Merger Sekolah Dasar (SD) Negeri 114.


Hal tersebut diungkapkan saat kegiatan Masa Reses ke ll Tahun 2022 Wakil Ketua DPRD Kota Manado, Adrey Laikun, yang berlokasi di Kelurahan Bitung Karangria tepatnya Lorong Cumi- Cumi, Selasa (19/7/2022) Siang tadi.


Dirinya dengan isak tangis meminta kejelasan soal merger yang terkesan menyiksa secara sikologis bagi murid Sekolah Dasar. Apalagi rata-rata mereka masih dibawah umur butuh perhatian pendidikan secara nyaman, bukan malah sebaliknya terlantar dan kebingungan sebab sudah dua Minggu berjalan tidak ada proses belajar mengajar.

Orang tua murid SD Negeri 114 dalam kegiatan reses (foto istimewa)

"Sungguh tidak punya perikemanusiaan pemerintah sekarang termasuk Dinas Pendidikan sendiri. Harusnya Ibu Kadis dan Kabid buka mata hati jangan mengedepankan sikap ego. Pak Dewan Adrey Laikun tolong luruskan persoalan ini," ucap Masni sambil terus berlinang air matanya.


Kami sudah beberapa kali datang berkunjung ke dewan lanjut Masni, hanya seorang wakil ketua dewan Bapak Adrey Laikun yang mau peduli dengan nasib ini. Harusnya pemerintah peka melihat kejadian yang dialami anak siswa SD Negeri 114.


" Padahal sarana prasarana bangunan SD Negeri 114 masih layak untuk belajar, begitu juga dengan para tenaga pendidik, namun anehnya berbagai alasan dinas pendidikan mengatakan bangunan tidak layak dan lokasi sering kebanjiran itu alasan mengada-ada. Jangan korbankan anak kami yang masih belia butuh bimbingan belajar," teriak Masni sambil terus menangis.


Seraya menambahkan sebanarnya kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri 49 itulah kurang memadai, sebab rawan banjir dan sudah ada dua sekolah sebelumnya.


" Mo bilang SD Negeri 114 banjir padahal itu SD Negeri 49 yang paling parah kalau hujan pasti banjir, dan ternyata disitu so ada dua sekolah yakni SD Negeri 49 dan 74. Bagimana le mo tambah satu sekolah so nyanda war-war ini kadis dengan Kabid," sindir Masni dengan khas dialeg manado.


Hal senada juga dikatakan Desmon Adrei, Warga asal Tuminting Lingkungan l ini sangat kecewa atas ulah program merger.Baginya program andalan dinas pendidikan sekarang hanyalah keputusan sepihak, Tampa berfikir dampak negatif terhadap kemajuan dunia pendidikan, apalagi jiwa anak yang masih dibawah umur.


"Usia mereka labil masih butuh bimbingan belajar dari seorang guru dan sekarang  sudah jadi korban kebiadaban merger. Kami sangat salut dengan Wakil Ketua Dewan Bapak Adrey Laikun sangat peka dan mau memperjuangkan nasib anak kami," tandas Desmon.


Ia juga mengatakan kembali bahwa harusnya program merger perlu adakan sosialisasi antara orang tua murid, dinas pendidikan, dan pihak tenaga pendidik. Namun kenyataannya terkesan tidak profesional seperti hanya asal-asalan saja.


" Kami kaget tiba-tiba semua guru sd  negeri 114 dibawah pindah oleh oknum kepala sekolah sd negeri 49, tanpa ada konfirmasi kami orang tua murid. Akhirnya terbengkalai anak- anak tidak lagi belajar sungguh terkesan bukan lagi mencerminkan seorang tenaga pengajar profesional," tegas Desmon.


Seraya menambahkan, pihaknya menentang kadis pendidikan, Deasy Lumowa dan kabid SD, Triyana Almas untuk menunjukan surat keputusan merger dari wali kota manado.


" Kabid Almas katakan ada sk dari wali kota tentang merger mana buktinya, sudah dua minggu berjalan dirinya tak mampu memperlihatkan sk itu pada kami, artinya dia sudah melakukan pembohongan publik. Kami akan segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak Komnas Perlindungan Anak dan Ombudsmen serta penegak hukum, dalam hal ini bagian Perlindungan Perempuan dan Anak," tegas Desmon.


Sementara itu menanggapi keluhan dan aspirasi masyarakat mengenai kasus merger, Adrey Laikun dengan tegas mengatakan akan terus berjuang bersama orang tua murid SD negeri 114. Menjadi catatan penting dalam kegiatan reses untuk tentunya menjadi bahan penyampaian dalam sidang paripurna laporan hasil masa reses.


" Masyarakat terus bersabar dan jangan berhenti untuk terus menyuarakan aspirasi ke pemerintah kota manado. Ini menjadi hak bapak/ ibu selaku orang tua murid demi mencerdaskan pendidikan anak-anak. Mereka masih butuh bimbingan dari guru jangan hanya karena merger harus jadi korban," tegas Laikun.


Seraya menambahkan pihaknya sudah menindak lanjuti mengenai keluhan soal merger, sambil turun langsung bertemu dengan kepala bidang, Triyana Almas hendak menyampaikan unek-unek keluahan selama ini.


" Kemarin puncak saya ketemu dengan kabid, Triyana Almas yang jago dan pintar serta hebat itu. Tegas saya mempertanyakan soal merger jawabannya tinggal menunggu petunjuk pimpinan. Sungguh hebat kepala dinas pendidikan lebih tinggi derajatnya dengan pimpinan dewan kota manado," tandas Laikun. (Yudi barik)

Lebih baru Lebih lama