“Potret Buram Infrastruktur Kota: Drainase Terbuka di Jantung Manado Jadi Ancaman Nyata Keselamatan Publik”.
![]() |
Viral seorang ibu mudah jatuh di sebuah selokan yang menganga lebar tanpa penutup, (foto istimewa) |
IDNEWS.CO, MANADO,- Gelombang kritik Publik kembali menghantam Pemerintah Kota Manado.
setelah beredarnya kabar tragis tentang Seorang Warga yang jatuh ke dalam selokan besar tak berpagar di depan Freshmart Bahu, Kecamatan Malalayang, beberapa waktu lalu.
Peristiwa tersebut bukan sekadar kecelakaan biasa, melainkan potret nyata dari kelalaian birokrasi kota dalam menjaga keselamatan warganya.
Insiden itu mencuat ke permukaan setelah pesan keluhan seorang warga beredar di media sosial melalui akun komunitas Lambe Kawanua, yang kemudian viral dan menuai ribuan tanggapan dari masyarakat Sulawesi Utara.
Dalam pesan tersebut, sang warga menuturkan bahwa istrinya terperosok ke dalam drainase besar tanpa penutup maupun tanda peringatan, hingga mengalami pendarahan internal di organ limpa dan harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Awaloei.
“Mohon di-up agar Pemkot Manado notice ke pihak terkait, entah PU atau PUPR. Istri saya sampai sobek limpa dan pendarahan dalam. Jangan sampai ada korban lagi, apalagi anak-anak,” tulis warga tersebut dalam unggahannya yang kemudian menyebar luas.
Berdasarkan keterangan suaminya dalam video singkat menerangkan bahwa, insiden itu terjadi pada malam hari ketika kondisi sekitar gelap gulita. Tidak ada penerangan jalan, tidak pula terdapat rambu pengaman di sekitar drainase.
Selokan besar yang menganga di tepi jalan itu seolah menjadi jebakan maut bagi siapa saja yang melintas tanpa kewaspadaan ekstra.
Warga sekitar menyebut sudah berulang kali mengingatkan pemerintah agar menutup drainase tersebut, namun keluhan mereka tak pernah digubris.
“Sudah lama kami minta dibuatkan penutup besi atau beton, tapi tidak pernah ditindaklanjuti. Sekarang sudah makan korban, baru semua ribut,” ujar seorang pedagang di sekitar lokasi dengan nada kesal.
Unggahan viral tersebut memicu gelombang kemarahan di dunia maya. Ribuan komentar bernada kecaman membanjiri linimasa, sebagian besar menuding Pemkot Manado dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) lalai dalam tanggung jawabnya menjaga infrastruktur publik.
Banyak warganet mempertanyakan bagaimana mungkin di pusat kota, yang notabene menjadi salah satu jalur utama menuju kawasan wisata dan bisnis, terdapat drainase besar yang dibiarkan menganga tanpa perlindungan dasar.
Sejumlah aktivis sosial dan LSM bahkan menilai, kasus ini menjadi bukti lemahnya pengawasan terhadap standar keselamatan kota.
“Drainase terbuka tanpa penutup di area publik merupakan pelanggaran fatal terhadap prinsip keselamatan umum. Ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan kegagalan manajemen tata kota,” ujar Ketua LSM Aliansi Masyarakat Transparansi Indonesia Pusat, Tommy Turangan, saat awak media memintai tanggapannya.
Menurutnya, manado selama ini gencar mengusung slogan sebagai “Kota Pariwisata Dunia”. Namun, kenyataan di lapangan justru memperlihatkan kontradiksi tajam antara promosi dan tindakan.
Infrastruktur dasar seperti saluran air, pedestrian, dan drainase, banyak yang rusak atau terbengkalai tanpa penanganan cepat.
"Kondisi semacam itu tidak hanya mencoreng citra kota di mata wisatawan, tetapi juga menegaskan lemahnya komitmen pemerintah terhadap keselamatan publik," tandas Turangan.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada upaya perbaikan dari pihak Dinas PUPR Kota Manado.
Sementara dari pantauan di lapangan, drainase di depan Freshmart Bahu masih dalam kondisi terbuka tanpa penutup.
Padahal, berdasarkan regulasi dalam Permen PUPR Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan, setiap saluran air di area publik wajib dilengkapi pengaman dan penutup yang memadai untuk mencegah kecelakaan.
Warga Manado kini menuntut pemerintah kota untuk segera menutup seluruh drainase terbuka yang berpotensi membahayakan pejalan kaki.
Mereka juga mendesak agar Wali Kota Manado turun langsung meninjau lokasi dan mengambil langkah cepat agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
“Jangan tunggu korban berikutnya baru bergerak. Kalau pemerintah serius dengan keselamatan warga, seharusnya sudah ada audit menyeluruh terhadap drainase kota,” tegas salah satu warga Bahu yang ditemui di lokasi kejadian.
Tragedi di depan Freshmart Bahu menjadi alarm keras bagi Pemkot Manado tentang pentingnya tata kelola infrastruktur publik yang aman dan berorientasi pada keselamatan manusia.
Sebab, sebuah kota yang mengabaikan keselamatan warganya bukanlah kota layak huni, melainkan kota yang gagal mengurus dirinya sendiri.
(Yuba)