Latma MTA Philindo 2025 Dibuka, Indonesia–Filipina Sepakat Perkuat Sinergi Laut Perbatasan

"Latma Philindo 2025 Jadi Tonggak Diplomasi Pertahanan Maritim Kedua Negara".

Disaat kegiatan berlangsung, (foto istimewa)

IDNEWS.CO, MANADO,- Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) VIII menggelar upacara pembukaan Latihan Bersama Maritime Training Activity (MTA) Philindo 2025 di Ruang Serbaguna Mako Kodaeral VIII, Manado, Senin (29/9).


Upacara dipimpin oleh Dankodaeral VIII Laksda TNI Dery Triesananto Suhendi, S.E., M.Tr.Opsla., bersama Head of Delegation Philippine Navy, Commodor Peter Jampsun V De Guzman.


Kehadiran perwakilan dua angkatan laut sahabat ini menjadi tanda keseriusan Indonesia dan Filipina memperkuat sinergi pertahanan di kawasan maritim strategis Asia Tenggara.


Latma MTA Philindo 2025 digelar sebagai bentuk kerja sama militer maritim antara Indonesia dan Filipina. Tujuan utamanya adalah meningkatkan interoperabilitas, membangun kepercayaan strategis, dan memastikan kesiapsiagaan personel menghadapi tantangan keamanan di laut perbatasan.


Dankodaeral VIII menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna ganda: memperkuat kemampuan teknis sekaligus memperkokoh hubungan bilateral.


“Saya merasa terhormat dapat menyambut delegasi Filipina di Kodaeral VIII. Latihan ini bukan hanya ajang teknis dan taktis, tetapi juga sarana mempererat persahabatan dan meningkatkan profesionalisme prajurit kedua negara,” tegasnya.


Dalam agenda latihan, kedua angkatan laut akan melaksanakan berbagai simulasi dan skenario operasi maritim. Materi yang dilatihkan meliputi prosedur komunikasi, teknik navigasi, operasi patroli, hingga penanggulangan bencana di laut.


Latihan ini dirancang untuk menyiapkan personel dalam menghadapi situasi darurat maupun ancaman nyata. Dengan adanya pertukaran pengetahuan dan pengalaman, TNI AL dan Angkatan Laut Filipina diharapkan dapat saling melengkapi kemampuan sekaligus mengurangi celah koordinasi di lapangan.


Wilayah laut perbatasan Indonesia–Filipina merupakan jalur perairan vital yang sering menjadi sasaran kejahatan lintas negara.


Kasus pembajakan kapal, penyelundupan barang ilegal, penangkapan ikan tanpa izin, hingga kejahatan transnasional masih menjadi persoalan utama di kawasan ini.


Latma MTA Philindo 2025 hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut. Melalui latihan ini, kedua negara dapat menyusun strategi bersama, berbagi taktik, dan membangun mekanisme pencegahan agar ancaman serupa dapat ditekan secara signifikan.


Selain aspek militer, Latma MTA Philindo 2025 juga menjadi simbol diplomasi pertahanan, Kerja sama ini membuktikan bahwa Indonesia dan Filipina menempatkan stabilitas kawasan sebagai prioritas bersama.


“Keamanan laut bukan hanya tanggung jawab satu negara, melainkan tanggung jawab kolektif. Melalui Latma MTA Philindo 2025, kita menegaskan bahwa Indonesia dan Filipina siap menghadapi tantangan bersama demi keselamatan pelayaran dan stabilitas kawasan,” tutur Dankodaeral VIII.


Upacara pembukaan dihadiri oleh Pejabat Utama Kodaeral VIII, serta Commander BRP Artemio Ricarte – 37, Komandan KRI LBA-881, serta perwakilan peserta latihan. Kehadiran unsur kapal perang dari kedua negara mempertegas bahwa kegiatan ini tidak berhenti pada level seremoni, melainkan benar-benar menguji kesiapan tempur sekaligus koordinasi operasional.


Dankodaeral VIII berharap Latma MTA Philindo 2025 dapat menjadi kegiatan yang berkesinambungan, sekaligus membawa dampak positif bagi masyarakat pesisir yang bergantung pada laut sebagai sumber kehidupan.


Stabilitas maritim, menurutnya, akan berdampak langsung pada keamanan jalur perdagangan internasional dan keberlanjutan ekonomi kawasan.


(Yudi barik)



Lebih baru Lebih lama