Pembangunan Drainase di Jalan Tololiu Supit Menyebabkan Kemacetan Panjang, Kadis PUPR Manado Sampaikan Permohonan Maaf dan Janji Penyelesaian Segera

"Jhony Suwu: Drainase Tololiu Supit Dipercepat, Manado Harus Bebas Genangan Air".

Foto insert kepala dinas pupr Manado, Jhony suwu, kondisi lokasi saat pekerjaan drainase, (foto istimewa)


IDNEWS.CO,MANADO,- Aktivitas Pembangunan sistem Drainase yang sedang dikerjakan sepanjang ruas Jalan Tololiu Supit, wilayah Kelurahan Tingkulu, Kecamatan Wanea, menimbulkan antrean kendaraan cukup panjang dalam beberapa hari terakhir.


Arus lalu lintas menjadi tersendat akibat sebagian Badan Jalan digunakan sebagai area kerja Alat Berat dan tumpukan Material Proyek, sementara Pengguna Jalan terpaksa melintas secara bergantian di Jalur yang sempit.


Pemandangan kemacetan tersebut kerap terlihat pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari, saat masyarakat berangkat bekerja maupun pulang ke rumah.


Sejumlah pengendara mengaku harus menambah waktu perjalanan hingga dua kali lipat dari biasanya karena kepadatan di sekitar lokasi proyek.


Meski demikian, sebagian warga memahami bahwa kegiatan pembangunan tersebut memiliki tujuan penting bagi kepentingan umum, terutama dalam mengatasi persoalan genangan air yang telah lama menjadi keluhan masyarakat sekitar.


Menanggapi situasi tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Manado, Jhony Suwu, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh pengguna jalan akibat terganggu oleh aktivitas pekerjaan di ruas Tololio Supit.


Dalam keterangannya, Suwu menjelaskan bahwa proyek pembangunan drainase tersebut merupakan bagian dari program strategis Pemerintah Kota Manado, dalam penataan sistem pengendalian air perkotaan agar kawasan padat penduduk tidak lagi dilanda genangan setiap kali curah hujan meningkat.


“Kami memohon maaf kepada warga, khususnya pengguna jalan yang melintasi ruas Tololio Supit. Saya memahami adanya ketidaknyamanan yang dirasakan akibat kepadatan arus lalu lintas, namun pekerjaan drainase ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kenyamanan masyarakat. Proyek tersebut akan segera rampung dalam waktu dekat,” ujar Suwu dengan nada penuh tanggung jawab, saat wartawan mewancarainya, Senin (27/10/25).


Menurutnya, tujuan utama pembangunan drainase di kawasan Tingkulu adalah menciptakan sistem aliran air yang tertata, efektif, dan berkelanjutan, sehingga tidak lagi terjadi genangan air di permukaan jalan.


Selama bertahun-tahun, wilayah tersebut dikenal sebagai salah satu titik rawan banjir kecil di Kecamatan Wanea.


Ketika hujan deras mengguyur, air meluap ke badan jalan karena saluran lama telah mengalami penyumbatan serta tidak lagi mampu menampung debit air dari area pemukiman di sekitarnya.


Oleh sebab itu, Dinas PUPR melakukan rekonstruksi total terhadap jaringan drainase lama dan menggantinya dengan saluran baru berukuran lebih besar menggunakan konstruksi beton bertulang.


Proyek ini juga dilengkapi sistem sambungan pembuangan air menuju saluran utama di bawah kawasan Tingkulu, agar aliran air dapat langsung menuju sungai tanpa kembali ke permukaan jalan.


Dalam penjelasan teknisnya, Jhony Suwu mengungkapkan bahwa pekerjaan drainase di tololiu supit telah dipacu pekerjaannya dan kini memasuki tahap penyelesaian akhir.


Pekerjaan utama meliputi pemasangan penampang beton, penutupan saluran terbuka, serta pembersihan material sisa konstruksi.


Ia menegaskan, tim pelaksana di lapangan bekerja lembur demi mengejar target penyelesaian agar aktivitas masyarakat dapat kembali normal secepat mungkin.


“Sesuai dengan komitmen untuk menuntaskan seluruh pekerjaan sebelum akhir tahun. Upaya terus memantau kualitas hasil kerja agar sesuai dengan standar teknis. Setelah seluruh tahapan selesai, area jalan akan kembali difungsikan secara penuh,” ujar Suwu menambahkan.


Selain fokus pada penyelesaian fisik, Dinas PUPR juga menerapkan pengaturan lalu lintas sementara bekerja sama dengan aparat kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk mengurangi dampak kemacetan.


Petugas ditempatkan di beberapa titik rawan antrean guna mengatur arus kendaraan dari dua arah. Upaya tersebut dilakukan agar mobilitas masyarakat tidak terlalu terganggu, meski sebagian jalur masih tertutup material proyek.


Kepala dinas itu juga menegaskan bahwa kemacetan bersifat sementara, sementara manfaat jangka panjang dari proyek ini akan dirasakan seluruh warga Kota Manado, terutama yang tinggal di kawasan padat permukiman di Wanea dan sekitarnya.


Dengan berfungsinya sistem drainase baru, air hujan akan mengalir langsung ke saluran induk tanpa menumpuk di badan jalan, sehingga meminimalkan risiko kerusakan aspal, longsor kecil di tepi jalan, serta gangguan bagi kendaraan bermotor.


Jhony Suwu menilai, pembangunan infrastruktur seperti drainase merupakan bagian penting dalam membangun kota yang tangguh terhadap perubahan iklim, mengingat intensitas hujan di Manado kerap tinggi dalam beberapa tahun terakhir.


Pemerintah kota juga tengah melakukan evaluasi terhadap sejumlah titik rawan genangan lainnya agar dapat dilakukan penanganan serupa di masa mendatang.


Lebih lanjut, Suwu mengajak masyarakat untuk ikut menjaga hasil pembangunan dengan cara tidak membuang sampah ke dalam saluran drainase, sebab kebiasaan tersebut menjadi penyebab utama terjadinya penyumbatan aliran air.


“Pada dasarnya pemerintah bisa membangun infrastruktur yang baik, tetapi keberlanjutan fungsi saluran sangat bergantung pada perilaku masyarakat. Jika semua pihak memiliki kesadaran bersama, maka kita bisa menciptakan lingkungan kota yang bersih, tertib, dan bebas genangan,” ujarnya.


Kegiatan pembangunan drainase di Jalan tololiu supit juga menjadi bagian dari rencana besar pemerintah kota manado dalam penataan kawasan perkotaan berbasis infrastruktur hijau, di mana seluruh proyek diarahkan untuk mendukung sistem pengelolaan air secara terpadu.


Dinas PUPR menilai bahwa dengan sistem saluran yang terhubung dan tertata baik, maka daya serap tanah meningkat, risiko banjir menurun, serta kualitas hidup masyarakat meningkat secara signifikan.


Sejumlah warga sekitar menyampaikan apresiasi atas keseriusan pemerintah kota dalam membenahi sistem drainase yang selama ini sering dikeluhkan.


Meski harus bersabar menghadapi kemacetan sementara, mereka menilai hasil pembangunan nantinya akan membawa manfaat besar bagi kelancaran aktivitas warga dan kenyamanan lingkungan.


Pembangunan drainase di jalan tololio supit tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan teknis semata, melainkan juga sebagai langkah strategis dalam mitigasi bencana perkotaan.


Kota manado yang memiliki topografi berbukit dengan curah hujan tinggi, memerlukan sistem saluran air yang berfungsi maksimal agar tidak terjadi genangan yang berpotensi berkembang menjadi banjir lokal.


Proyek tersebut menunjukkan adanya komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan kota tangguh air (resilient city) dengan mengintegrasikan aspek tata ruang, lingkungan, dan transportasi.


Setiap langkah pembangunan diarahkan untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan infrastruktur dan kenyamanan publik, di mana keterlibatan masyarakat menjadi unsur penting keberhasilan.


Melalui pembangunan drainase di jalan tololiu supit, Pemerintah kota manado melalui Dinas PUPR menegaskan kesungguhannya untuk menciptakan kota yang tertata, bersih, dan aman dari genangan air.


Walaupun proses pengerjaan menyebabkan kemacetan sementara, manfaat jangka panjang dari proyek ini diyakini akan memberikan kenyamanan, keamanan, dan keberlanjutan bagi seluruh warga.


Kepala Dinas Jhony Suwu menutup keterangannya dengan pesan bahwa setiap proyek pembangunan membutuhkan waktu, kesabaran, serta kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.


“Tidak hanya membangun saluran air, tetapi juga membangun kesadaran bersama untuk menjaga kota kita agar tetap layak huni bagi generasi mendatang,” pungkasnya.


(Yudi barik)





Lebih baru Lebih lama