"Ir. Turis Mentang Tegaskan: Pekerjaan Jalan Provinsi di Boltim Bukan Gagal, Masih Proses Bertahap".
![]() |
| Kondisi proyek jalan yang ada d wilayah modayag-molobog, (foto istimewa) |
IDNEWS.CO,Bolaang Mongondow Timur,-Seiring merebaknya pemberitaan mengenai dugaan proyek mangkrak pada pekerjaan rekonstruksi Jalan Modayag–Molobog, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sulawesi Utara memberikan klarifikasi resmi.
Melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut, Ir. Turis Mentang, disampaikan bahwa informasi mengenai proyek yang disebut terbengkalai atau gagal secara teknis tidak benar dan menyesatkan.
Menurut Mentang, pekerjaan rekonstruksi yang dikerjakan oleh CV. Mitra Sejahtera tersebut bukan proyek yang berhenti atau mangkrak, melainkan proyek berkelanjutan yang sudah direncanakan dalam dua tahap anggaran, yakni APBD Tahun 2025 dan tahap lanjutan sampai akhir tahun 2025.
Kepada wartawan, Ir. Turis Mentang menjelaskan bahwa proyek Jalan Modayag–Molobog merupakan salah satu ruas strategis provinsi yang masuk dalam program rekonstruksi bertahap.
Artinya, pekerjaan fisik tidak diselesaikan dalam satu kali tahun anggaran, melainkan dilakukan secara progresif berdasarkan ketersediaan anggaran pemerintah daerah.
“Pekerjaan yang telah berjalan bukan proyek mangkrak. Prosesnya masih berlanjut karena memang dirancang untuk diselesaikan dalam beberapa tahap.
"Sementara untuk tahun 2024 kemarin fokus pada pekerjaan turap, perkuatan jalan dan pemasangan tiang panjang. Sementara tahap berikut akan dilanjutkan pada anggaran 2025 untuk peningkatan lapisan perkerasan serta finishing,” jelas Mentang.
Ia menegaskan, tahapan pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen perencanaan dan kontrak kerja yang sudah disetujui bersama antara penyedia jasa dan pihak PUPR Sulut.
Karena sistem penganggaran daerah bersifat tahunan, sebagian pekerjaan harus menunggu pengesahan alokasi dana lanjutan sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Menanggapi sorotan mengenai kondisi turap dan beton yang tampak belum sempurna, Mentang menjelaskan bahwa tampilan fisik yang belum seragam di lapangan bukan berarti gagal secara teknis.
Menurutnya, pekerjaan masih berada pada tahap struktur awal, belum masuk pada proses perapian dan pelapisan akhir.
“Pekerjaan konstruksi itu punya tahapan teknis. Ada masa pembentukan, curing beton, dan tahap finishing yang baru bisa dilakukan setelah fondasi benar-benar stabil. Jadi, kalau masyarakat melihat ada bagian yang miring atau belum rata, itu bukan tanda kerusakan, tetapi masih bagian dari proses konstruksi yang sedang berjalan,” ujarnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa seluruh material yang digunakan telah melalui uji mutu dan verifikasi laboratorium, sehingga tudingan penggunaan material tidak sesuai standar tidak berdasar.
“Setiap campuran semen, pasir, dan agregat diuji melalui laboratorium teknik. Kami memiliki laporan hasil uji mutu sebagai bukti bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan,” tambahnya.
Ir. Turis Mentang menepis anggapan bahwa proyek tersebut terlambat atau tidak diawasi dengan baik.
“Addendum waktu yang diberikan bukan karena proyek gagal, melainkan bentuk penyesuaian agar pekerjaan tetap sesuai standar teknis. Semua dokumen administrasi, mulai dari berita acara, laporan progres, hingga hasil pengawasan, terdokumentasi lengkap,” ungkapnya.
Selain itu, tim pengawas teknis dari PUPR Sulut rutin melakukan pemeriksaan lapangan secara berkala untuk memastikan kualitas pekerjaan tetap terjaga dan sesuai ketentuan dalam kontrak kerja.
Menjawab isu bahwa dana proyek sebesar Rp2,8 miliar telah habis padahal pekerjaan baru sebagian kecil, Mentang menjelaskan bahwa penggunaan anggaran dilakukan berdasarkan termin progres fisik, bukan pembayaran sekaligus.
“Pembayaran kepada kontraktor dilakukan sesuai progres di lapangan yang telah diverifikasi. Jadi tidak ada dana yang disalurkan tanpa dasar pekerjaan. Setiap persen progres fisik diverifikasi oleh pengawas internal dinas ,dan pejabat penerima hasil pekerjaan sebelum dilakukan pembayaran,” jelasnya.
Seraya menambahkan lagi, sistem pembayaran termin seperti ini merupakan prosedur standar dalam proyek pemerintah untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas penggunaan uang negara.
Untuk tahap berikut, PPK memastikan pekerjaan sementara berjala. Tahap lanjutan tersebut mencakup peningkatan struktur jalan, lapisan perkerasan, serta finishing akhir.
“Kami pastikan tahap berikut akan memperbaiki seluruh elemen yang sudah berdiri agar tampil sempurna dan sesuai fungsi. Jalan Modayag–Molobog sangat penting bagi konektivitas ekonomi masyarakat Boltim, sehingga pekerjaan ini tidak boleh dibiarkan setengah,” ujar Mentang.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk tetap memberikan dukungan positif dan melakukan pengawasan bersama agar proyek berjalan sesuai harapan.
Klarifikasi ini menegaskan bahwa proyek rekonstruksi Jalan Modayag–Molobog bukanlah proyek mangkrak atau gagal teknis, melainkan pekerjaan bertahap dan sekarang sementara berlanjut.
Dinas PUPR Sulut melalui PPK memastikan seluruh tahapan dilakukan berdasarkan peraturan dan pengawasan ketat, dengan komitmen menjaga kualitas konstruksi dan efisiensi anggaran publik.
(Yudi barik)
