"Kadispora manado Bonyx Saweho: olahraga, pengabdian, dan semangat juang tanpa batas".
![]() |
| Sang legendaris petinju asal Manado, bonyx saweho kini menjadi motor penggerak bagi dunia olahraga, (foto istimewa) |
IDNEWS.CO,MANADO,- Tidak banyak Petinju Indonesia mampu menjejakkan Kaki di Panggung Olimpiade — Arena tertinggi serta termulia dalam Dunia Olahraga.
Namun, bagi Bonyx Saweho, Putra Sulawesi Utara kelahiran Manado, 11 November 1982, panggung itu pernah menjadi kenyataan.
Ia tercatat sebagai Olympian Indonesia, sebuah gelar prestisius yang menjadi simbol kegigihan, disiplin, serta determinasi tanpa batas.
Cintanya terhadap dunia tinju tumbuh sejak usia lima tahun. Di masa kecilnya, sarung tangan tinju bukan sekadar mainan, melainkan lambang cita-cita serta tekad kuat. Sejak itu, langkah Bonyx tak pernah surut. Ia menapaki tangga prestasi dari gelanggang lokal, Kejurnas, hingga Pelatnas.
Kerja kerasnya mendatangkan hasil. Dirinya menyabet berbagai gelar serta mulai mencuri perhatian publik olahraga nasional. Dari sudut ring sederhana di Manado, nama Bonyx melesat, terukir dalam kancah tinju Asia bahkan dunia.
Dikenal memiliki kecepatan, presisi pukulan, dan refleks luar biasa, Bonyx hadir sebagai salah satu petinju amatir terbaik Indonesia pada masanya.
Di antara pencapaiannya:
Juara Piala Presiden (President Cup International Boxing Tournament) – Bali, Emas SEA Games 2001 – Kuala Lumpur, Malaysia, Prestasi ini menjadikannya salah satu petinju elite Asia Tenggara.
Bahkan pernah mewakili Indonesia pada Asian Games 2002, Disamping itu juga meraih
juara nasional PON 2008 dan mendapat emas kejuaraan tinju internasional di India.
Namun, puncak pencapaiannya terjadi pada Olimpiade Athena 2004. Pihaknya turun di kelas flyweight (layang ringan), mengemban harapan jutaan rakyat.
Tepat pada 17 Agustus 2004, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, Bonyx memasuki ring menghadapi petinju Polandia, Andrzej Rzany.
Pertarungan sengit berakhir dengan skor 19–25. Meski langkahnya terhenti di babak awal, perjuangannya menjadi simbol keberanian, harga diri, dan semangat pantang menyerah putra bangsa.
Usai menggantung sarung tinju, Bonyx tidak memilih kenyamanan. Dia memulai lembar baru pengabdian melalui jalur birokrasi, Tahun 2009, Ia mengawali karier sebagai pegawai muda di Dispora Manado. Dari situ, langkahnya meniti jenjang kepemimpinan:
Tahun Jabatan
2011 Plt. Lurah Sario Utara
2013 Lurah Definitif Sario Utara
2016 Lurah Sario Tumpaan
2018 Sekcam Bunaken → Sekcam Sario
2020 Camat Tuminting → Camat Wenang
2025 Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Manado.
Jejak perjalanannya menunjukkan bahwa kedisiplinan sebagai atlet melekat hingga ke dunia pemerintahan.
Kini sebagai Kadispora Manado, Bonyx mengemban misi yang lebih luas. Ia tidak sekadar mengelola administrasi, tetapi menjadi inspirasi hidup bagi anak muda.
Dengan pengalaman sebagai atlet internasional sekaligus pemimpin birokrasi, harapan publik tertuju padanya untuk menghadirkan reformasi pembinaan olahraga dan membangun ekosistem pemuda yang produktif serta berkarakter.
Kisah hidup Bonyx Saweho adalah cerminan nyata bahwa olahraga bukan hanya soal kemenangan, melainkan proses pembentukan karakter, mental juang, dan nilai kepemimpinan.
Dari ring tinju yang keras hingga ruang kerja pemerintahan penuh tanggung jawab, Bonyx mampu membuktikan bahwa semangat juang sejati tidak mengenal garis akhir.
(Reporter, Yudi barik)
