"Rekaman Buaya Besar Menggegerkan Teluk Manado, Aktivitas Rekreasi Pesisir Terancam".
![]()  | 
| Sempat viral, warga melihat se ekor buaya muncul di pantai manado, (foto istimewa) | 
IDNEWS.CO, MANADO,- Suasana Teluk Pantai Manado mendadak berubah menjadi kecemasan setelah rekaman amatir memperlihatkan seekor buaya berukuran besar sedang berenang di perairan dekat area publik.
Video berdurasi sekitar 25 detik tersebut direkam oleh seorang warga, menggunakan telepon genggam saat berada di area good bles park lalu diunggah ke media sosial hingga menyebar luas dengan cepat.
Dalam hitungan jam, berbagai platform digital dipadati komentar, reaksi, serta peringatan dari masyarakat.
Rekaman memperlihatkan tubuh buaya tampak sangat jelas di permukaan air dengan ukuran diperkirakan mencapai antara tiga sampai empat meter.
Reptil liar tersebut melintas perlahan tidak jauh dari lokasi tempat yang setiap akhir pekan dipadati pengunjung untuk menikmati pemandangan laut, kuliner, serta kegiatan olahraga air.
Banyak warga netizen melihat postingan itu mengaku terkejut sebab keberadaan predator semacam buaya jarang terlihat berada pada kawasan publik yang menjadi salah satu ikon wisata Kota Manado.
Sementara postingan itu menjadi tanda awas bahwa laut kita sekarang tidak aman lagi, apalagi kebiasaan masyarakat sering menggunakan pantai sebagai tujuan weekand akhir pekan.
Sebagian besar tanggapan netizen berharap agar pemerintah termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), TNI, Kepolisian dan Basarnas dapat mengambil tindak cepat.
"So Tako mandi Pante, Lebe bae mandi kolam," ungkap Leonardo Kimbal, melalui tanggapan akun Facebook.
Begitu juga dengan Chris Kapoh, warga satu ini justru mengomentari sambil mengingatkan agar para nelayan lebih berhati-hati lagi saat melaut.
"Hati2 bagi nelayan yg sering mencari ikan dimalam hari atau org2 yg sering mandi dipantai, ttp waspada.
Karena Buaya air asin adalah predator puncak yang mematikan karena ukuran tubuhnya yang besar, gigitan yang sangat kuat (\(3.700\) psi), dan naluri berburu yang sabar serta agresif. Mereka menyergap mangsa secara tiba-tiba, sering kali menyeretnya ke dalam air untuk ditenggelamkan sebelum dikoyak. Kemampuannya menjelajahi perairan pesisir dan laut memungkinkannya berinteraksi dengan manusia di tempat yang tak terduga, menjadikannya salah satu predator paling berbahaya bagi manusia," ungkapnya dalam postingan akun face book.
Gelombang komentar dari warganet memperlihatkan tingginya kekhawatiran masyarakat terhadap ancaman keselamatan pengunjung.
Banyak pihak mendesak pemerintah kota, aparat keamanan perairan, serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melakukan pengawasan serta tindakan antisipatif sebelum terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Para pemilik usaha di kawasan pesisir juga khawatir keberadaan predator air tersebut dapat berdampak terhadap kenyamanan pengunjung maupun sektor pariwisata.
Kawasan Teluk Pantai Manado dikenal sebagai destinasi favorit keluarga, terutama menjelang matahari terbenam. Aktivitas ekonomi masyarakat pesisir yang menggantungkan pendapatan dari sektor kuliner, wahana air, serta jasa wisata turut terancam.
Sementara itu, sebagai pemerhati Tommy Turangan, juga berpendapat bahwa kemunculan buaya di area publik tidak terjadi tanpa sebab.
Menurutnya, gangguan terhadap ekosistem habitat alami seperti rusaknya kawasan mangrove, berkurangnya sumber pakan, serta pencemaran laut dapat mendorong satwa liar masuk ke wilayah yang dekat dengan pemukiman manusia.
“Satwa liar akan mencari zona aman serta ketersediaan pangan. Ketika habitat terganggu atau tercemar, reptil seperti buaya dapat berpindah ke wilayah yang tidak biasa. Kondisi tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah serta otoritas konservasi,” jelasnya saat dimintai keterangan.
Ia menilai edukasi publik mengenai etika beraktivitas di wilayah laut sangat penting, termasuk larangan membuang sampah, memberi umpan kepada satwa liar, serta bermain air tanpa memerhatikan zona keamanan.
Meluasnya permukiman di wilayah pesisir, peningkatan aktivitas wisata, serta eksploitasi ekologis yang tidak terkontrol berpotensi menciptakan konflik antara satwa dan manusia.
Kehadiran buaya berukuran besar sangat rawan memicu insiden yang dapat mengancam keselamatan publik.
“Kawasan pesisir pantai manado bersifat terbuka dan mengundang masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan laut. Tanpa langkah pencegahan, potensi insiden bisa meningkat. Pemerintah harus segera merumuskan SOP keselamatan publik dalam menghadapi kemunculan predator di perairan wisata,” ucap Turangan.
Desakan publik semakin kuat melalui kolom komentar pada video viral. Masyarakat meminta pemerintah tidak sekadar mengimbau, melainkan bertindak nyata di lapangan.
Beberapa warga berharap pemerintah menggandeng BKSDA, BPBD, Basarnas, Polairud, serta komunitas penyelam untuk melakukan pemantauan intensif.
“Masyarakat butuh jaminan keamanan. Jangan tunggu ada korban baru bergerak. Teluk Pantai Manado menjadi ruang rekreasi keluarga, sehingga keselamatan wajib menjadi prioritas,” keluh beberapa warga melalui unggahan media sosial.
Selain penyisiran laut, publik mengusulkan pemerintah melakukan sosialisasi melalui sekolah, gereja, masjid, kelompok pemuda, serta komunitas pesisir agar kewaspadaan menyebar lebih merata.
Sejumlah pelaku usaha khawatir tingkat kunjungan wisatawan akan menurun apabila masyarakat takut beraktivitas di tepi pantai. Pedagang kuliner, penyedia jasa banana boat, penyewaan kano, fotografer pantai, serta pelaku UMKM pesisir merasa terancam terdampak.
Kunci pemulihan rasa aman wisatawan berada pada kecepatan pemerintah mengambil langkah nyata. Penanganan efektif akan memulihkan kepercayaan publik, sebaliknya penundaan dapat menimbulkan dampak ekonomi berkepanjangan.
Pemerintah daerah diharapkan membentuk tim terpadu yang melibatkan BKSDA, TNI AL, Polairud, Basarnas, akademisi, serta komunitas penggiat lingkungan. Kolaborasi tersebut dinilai penting agar solusi yang diambil tidak hanya berorientasi pada pengusiran satwa, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Masyarakat pun didorong berperan aktif dalam pengawasan lingkungan pesisir melalui pelaporan cepat jika melihat kemunculan satwa berbahaya.
(Reporter, Yudi barik)
