Polemik Pemberitaan KM Barcelona 5A, Pihak Perusahaan Desak Media Hormati Etika Pers

"Humas PT SPI, “Berita Itu Tidak Akurat, Tidak Berdasar, dan Menyesatkan”.

Humas PT.Surya Pasific Indonesia (SPI) Ridwan Faluggah, (foto idnews.co)

IDNEWS.CO, MANADO,- Insiden terbakarnya Kapal Motor (KM) Barcelona 5A yang melayani Rute Talaud–Manado pada Minggu siang, (20/7/2025) Pukul 14.00 WITA, masih menyisakan sejumlah Polemik dan proses Investigasi di Lapangan.


Salah satunya terkait pemberitaan yang dinilai menyudutkan pihak perusahaan pelayaran, PT Surya Pasific Indonesia (SPI), sebagai Pemilik Resmi Kapal Naas tersebut.


Peristiwa tragis itu terjadi di perairan Minahasa Utara. Hingga saat ini, tim pemadam kebakaran dan penyelamatan masih melakukan upaya pendinginan terhadap badan kapal yang berbahan dasar logam, lantaran masih mengeluarkan asap dan panas tinggi.


Sementara itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polda Sulawesi Utara bekerja profesional dalam menangani proses identifikasi korban. DVI telah menyelesaikan empat tahap utama yakni olah TKP, pemeriksaan post-mortem, pengumpulan data ante-mortem, dan rekonsiliasi data.


Berdasarkan hasil identifikasi, tiga jenazah telah dipulangkan ke kampung halaman melalui Pelabuhan Manado menggunakan ambulans dari RS Bhayangkara.


PT SPI sendiri menyiapkan dua unit kapal secara gratis untuk mengantar jenazah beserta pihak keluarga sebagai bentuk tanggung jawab dan penghormatan terhadap korban.


Namun, di tengah suasana duka, muncul pemberitaan dari salah satu Media Online Kibar Indonesia yang memicu kontroversi.


Pihak PT SPI menyayangkan isi berita tersebut karena dinilai tidak akurat, tidak berdasarkan fakta di lapangan, serta tidak mencerminkan etika jurnalistik yang semestinya dijunjung tinggi.


Humas PT SPI, Ridwan Faluggah, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemberitaan yang menurutnya "asal bunyi" alias tanpa riset mendalam dan tanpa konfirmasi kepada pihak terkait.


“Si wartawan ini tidak tahu kronologis kejadian tapi sudah menulis seolah-olah dia tahu segalanya. Dikatakan korban meninggal empat orang, disebut tidak ada tangga darurat, bahkan menyebutkan owner dan ABK akan dijadikan tersangka. Ini sungguh tidak masuk akal dan merusak citra,” tegas Ridwan, saat awak media mewancarainya, Senin (21/7/25) tadi Malam.


Ia menambahkan, perusahaan sudah secara terbuka lewat konfrenasi pers menyampaikan informasi yang ada, Namun media itu sendiri justru menulis hal-hal di luar fakta dan seolah membentuk opini sepihak yang berpotensi menyesatkan publik.


“Berita yang disajikan tidak berdasarkan kode etik jurnalistik, tidak akurat, dan cenderung memprovokasi. Ini bukan hanya keliru, tapi berbahaya,” tambahnya.


Ridwan menegaskan bahwa KM Barcelona 5A telah memenuhi seluruh standar keselamatan pelayaran yang ditentukan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Terkait tangga darurat, Ridwan memastikan bahwa kapal dilengkapi akses vertikal dari dek 1 hingga dek 3 pada sisi kanan dan kiri.


“Siapa bilang tidak ada tangga darurat? Itu tidak benar. Begitu juga dengan peralatan keselamatan lain seperti tabung pemadam, jaket pelampung (life jacket), dan rakit penyelamat (lifedraft), semuanya tersedia lengkap,” tegasnya.


Selain itu, Ridwan membantah tuduhan bahwa awak kapal (ABK) lalai saat kejadian. Pihaknya bahkan menyampaikan bahwa ABK melakukan evakuasi penumpang dengan penuh dedikasi, dan bukti dokumentasi video telah dikantongi perusahaan.


“Ada rekaman video yang menunjukkan bagaimana ABK kami berjuang menyelamatkan para penumpang. Jika ada berita yang menyebut mereka menyelamatkan diri sendiri, itu fitnah,” katanya.


Menutup pernyataannya, Ridwan meminta seluruh insan pers untuk tetap berpegang pada prinsip jurnalistik yang sehat. Dirinya menekankan pentingnya verifikasi, keberimbangan, dan penggunaan teknik peliputan yang sesuai kaidah.


“Jangan sembarang memuat berita hanya demi sensasi atau klik. Hargai proses, hormati korban, dan jalankan fungsi pers yang bertanggung jawab. Berita yang tak cover both sides hanya akan merusak kepercayaan publik,” tandas Ridwan.


Tragedi KM Barcelona 5A masih dalam tahap investigasi dan penanganan intensif dari aparat terkait dan pihak perusahaan.


Dalam situasi krisis seperti ini, informasi yang beredar harus berdasarkan fakta dan klarifikasi resmi. Etika jurnalisme menuntut agar media menjadi kanal informasi yang mencerahkan, bukan malah menambah luka atau menyesatkan publik dengan narasi tanpa dasar.


(Yudi barik)




Lebih baru Lebih lama