"Anjing Pelacak Ditsamapta Sisir Menara Alfa Omega, Amankan Puncak Tournament of Flower".
![]() |
Saat kegiatan berlangsung, (foto humas Polda Sulut) |
IDNEWS.CO, HUKRIM, Polda Sulut,- Menjelang puncak kemeriahan Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025, Sabtu (9/8/25) Pagi tadi.
Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Polda Sulut) mengerahkan kekuatan penuh untuk memastikan keamanan acara berskala Internasional tersebut.
Salah satu langkah strategis adalah menurunkan Unit K-9 Ditsamapta dengan anjing pelacak terlatih untuk melakukan sterilisasi menyeluruh di panggung utama kawasan Menara Alfa Omega, Kota Tomohon.
Panggung utama ini menjadi pusat perhatian karena akan menampung tamu undangan VVIP dan VIP, mulai dari pejabat tinggi negara, duta besar, perwakilan negara sahabat, hingga tokoh-tokoh penting dari berbagai sektor.
Mengingat posisinya yang vital, sterilisasi dilakukan secara ketat dengan protokol keamanan berlapis.
Sterilisasi dipimpin langsung oleh tim pengendali lapangan dari Ditsamapta Polda Sulut, dibantu personel dari Satbrimob, Reskrim, Intelkam, dan Sabhara. Di garda terdepan, Unit K-9 memainkan peran kunci.
Unit ini terdiri dari pawang berpengalaman dan anjing pelacak yang telah menjalani pelatihan khusus mendeteksi bahan peledak, narkotika, hingga benda berbahaya lainnya.
Menurut Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Alamsyah Parulian Hasibuan, pelibatan K-9 adalah langkah preventif untuk memastikan tidak ada potensi ancaman yang lolos dari pemeriksaan.
“Kami ingin memastikan lokasi kegiatan betul-betul aman. Sterilisasi ini adalah prosedur wajib dalam event internasional. Dengan pengamanan maksimal, kami berharap seluruh rangkaian TIFF berjalan lancar, aman, dan kondusif,” tegasnya.
Kegiatan dimulai sejak pukul 07.00 WITA, Anjing pelacak menyisir area panggung utama, mulai dari ruang tamu undangan, area VIP, bawah panggung, jalur masuk-keluar, hingga titik rawan di sekitar perimeter acara.
Setiap sudut diperiksa secara detail jika terdeteksi bau atau benda mencurigakan, pawang akan memberi sinyal kepada petugas lain untuk pemeriksaan lanjutan. Proses ini berlangsung sistematis, disertai pengamanan terbuka dan tertutup.
Selain itu, kamera pengawas (CCTV) di sekitar Menara Alfa Omega juga dioptimalkan, personel sniper ditempatkan di titik strategis, sementara tim patroli gabungan berkeliling di jalur parade untuk mencegah potensi gangguan.
Sterilisasi ini berlangsung Sabtu, 9 Agustus 2025, di Menara Alfa Omega, salah satu landmark Kota Tomohon yang kerap menjadi titik pusat pelaksanaan acara besar. Lokasi ini dipilih karena aksesnya yang strategis dan memiliki kapasitas menampung ratusan tamu penting.
Bahkan dilakukan beberapa jam sebelum Tournament of Flower (ToF) dimulai, sehingga saat parade berlangsung, seluruh area sudah dinyatakan aman.
TIFF merupakan ikon pariwisata Sulawesi Utara yang diakui dunia. Setiap tahun, festival ini dihadiri ribuan wisatawan domestik dan mancanegara.
Pada penyelenggaraan 2024, Dinas Pariwisata mencatat lebih dari 200 ribu pengunjung datang ke Tomohon selama rangkaian acara, dengan tingkat hunian hotel mencapai 100%.
Keramaian juga menghadirkan tantangan tersendiri di bidang keamanan. Ancaman dapat datang dari berbagai arah, mulai dari kriminalitas umum, terorisme, hingga gangguan teknis yang berpotensi membahayakan keselamatan penonton.
Polda Sulut menerapkan standar pengamanan event internasional yang menekankan pencegahan (preventive measures) sebelum potensi ancaman berkembang menjadi masalah nyata. Salah satunya adalah sterilisasi lokasi menggunakan Unit K-9.
Proses sterilisasi dilakukan dalam tiga tahap:
1. Pemetaan Area Rawan
Tim pengamanan mengidentifikasi titik-titik rawan, seperti pintu masuk utama, jalur tamu VVIP, ruang tunggu, panggung, dan area parkir kendaraan tamu undangan.
2. Penyisiran oleh Unit K-9
Anjing pelacak dibagi dalam beberapa tim, masing-masing bertanggung jawab pada satu sektor. Penyisiran dilakukan secara berurutan dan diulang untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewat.
3. Verifikasi Temuan
Jika ada temuan mencurigakan, tim teknis akan memeriksa menggunakan peralatan pendeteksi bahan berbahaya. Seluruh temuan dicatat dan dilaporkan kepada koordinator pengamanan.
Hasilnya, hingga sterilisasi selesai, tidak ditemukan benda berbahaya di lokasi.
Sekilas mengenai Unit K-9 Ditsamapta Polda Sulut dibentuk untuk mendukung tugas kepolisian di bidang keamanan dan penegakan hukum. Anjing-anjing pelacak di unit ini dilatih secara intensif, termasuk latihan deteksi bahan peledak, narkotika, pelacakan orang hilang, hingga pengendalian massa.
Pelibatan mereka dalam TIFF bukan hal baru. Sejak 2015, Unit K-9 rutin terjun dalam event besar seperti TIFF, Sail Bunaken, hingga kunjungan pejabat negara. Pengalaman ini membuat mereka memiliki tingkat keakuratan tinggi dalam mendeteksi ancaman.
Sementara itu, Tomohon International Flower Festival pertama kali digelar pada 2008 sebagai bagian dari strategi Pemkot Tomohon untuk mempromosikan daerah sebagai “Kota Bunga”.
Keindahan bunga dataran tinggi Tomohon menjadi daya tarik utama, ditambah dengan parade kendaraan hias yang kini dikenal sebagai Tournament of Flower (ToF).
Seiring waktu, TIFF berkembang menjadi agenda wisata berskala internasional yang dihadiri perwakilan negara sahabat. Selain parade bunga, festival ini juga menampilkan lomba fotografi, pagelaran budaya, dan pameran hortikultura.
Pengamanan event seperti TIFF mengacu pada Protokol Keamanan Event Berskala Internasional yang diterapkan di Indonesia. Beberapa langkah kunci meliputi:
Sterilisasi lokasi menggunakan Unit K-9, Penyekatan jalur untuk memisahkan penonton umum dan tamu undangan, Pengawasan teknologi melalui CCTV dan metal detector, Koordinasi multi-stakeholder melibatkan kepolisian, TNI, pemerintah daerah, hingga relawan keamanan.
Metode ini terbukti efektif menjaga keamanan pada event-event besar, seperti Asian Games 2018, KTT G20 di Bali, hingga ASEAN Summit.
Langkah Polda Sulut menurunkan Unit K-9 untuk sterilisasi panggung utama TIFF 2025 adalah cerminan profesionalisme aparat dalam mengamankan acara berskala internasional.
Dengan pengamanan berlapis, melibatkan teknologi, personel terlatih, dan prosedur ketat, diharapkan festival ini dapat berlangsung tanpa gangguan, sekaligus memperkuat citra Sulawesi Utara sebagai destinasi wisata aman dan ramah bagi dunia.
(Yudi barik)