"PPIHD Pastikan Pemulangan Jamaah Haji Sulut Berjalan Sesuai Prosedur, Ratusan Keluarga Rela Menginap di Bandara".
![]() |
Suasana saat kedatangan rombongan jamaah haji ke Manado,(foto idnews.co) |
IDNEWS.CO, MANADO,- Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, yang biasanya tenang di Pagi Hari, mendadak berubah menjadi Lautan Manusia pada Minggu (6/7/25).
Ratusan warga dari berbagai Wilayah di Sulawesi Utara memadati Area Terminal kedatangan.
Kehadiran mereka bukan tanpa alasan, melainkan untuk menyambut sanak keluarga yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah.
Kedatangan jamaah haji asal Sulawesi Utara kloter 13 menjadi magnet yang menyedot perhatian masyarakat.
Jamaah ini merupakan bagian dari kelompok besar yang telah menjalankan rukun Islam kelima, dan kepulangan mereka disambut dengan tangis haru, pelukan erat, serta rasa syukur mendalam dari keluarga dan kerabat yang telah menunggu berjam-jam di bandara.
Mereka tiba melalui dua penerbangan Lion Air dengan nomor JT 3765 dan JT 3767 yang terbang dari Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Penerbangan pertama mendarat pada pukul 07.15 WITA dan penerbangan kedua tiba sekitar pukul 07.45 WITA di Bandara Sam Ratulangi.
Sementara Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah (PPIHD) Sulawesi Utara, Ismudjiono Nurhamidin, bersama timnya, memainkan peran sentral dalam memastikan seluruh proses pemulangan berjalan sesuai rencana.
Jamaah haji kloter 13 berasal dari beberapa daerah di Sulawesi Utara seperti Bolaang Mongondow Raya (BMR), Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), dan Kota Tomohon.
Selain itu, aparat keamanan dari kepolisian dan personel bandara turut dikerahkan untuk mengatur lalu lintas dan menjaga ketertiban di sekitar area bandara yang padat merayap.
Sejumlah relawan dari organisasi keagamaan juga membantu mengatur arus keluar-masuk jamaah haji agar tetap tertib.
Kepulangan jamaah kloter 13 ini berlangsung pada Minggu pagi, 6 Juli 2025.
Bahkan sejak Sabtu malam, warga telah mulai berdatangan dan sebagian besar memilih bermalam di sekitar bandara demi bisa bertemu keluarga mereka lebih awal.
Kedatangan kloter berikutnya, yaitu kloter 14, menurut jadwal akan tiba pada Selasa, 8 Juli 2025, dengan menggunakan maskapai dan nomor penerbangan yang sama, dari Balikpapan menuju Manado.
Seluruh prosesi penyambutan berlangsung di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, yang terletak di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Bandara ini menjadi titik akhir perjalanan pulang para jamaah haji asal Sulut setelah menempuh perjalanan panjang dari Tanah Suci melalui embarkasi Balikpapan.
Kepulangan jamaah haji bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan menjadi momen yang sarat makna spiritual dan sosial bagi umat Islam di Sulawesi Utara.
Selain mempertemukan kembali keluarga yang terpisah selama lebih dari satu bulan, peristiwa juga menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya kebersamaan, kerendahan hati, dan rasa syukur setelah menjalani ibadah besar di Makkah dan Madinah.
Lebih dari itu, bagi PPIHD dan instansi terkait, momentum ini menjadi evaluasi tahunan untuk terus memperbaiki pelayanan kepada jamaah haji, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan mereka ke kampung halaman.
Ketua PPIHD Sulawesi Utara, Ismudjiono Nurhamidin, menegaskan bahwa seluruh proses pemulangan jamaah haji telah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat.
Proses tentunya melibatkan koordinasi lintas sektor antara PPIHD, pihak maskapai penerbangan, otoritas bandara, serta aparat keamanan.
“Sekitar pukul 05.00 WITA, jamaah haji kloter 13 telah diberangkatkan dari Bandara Sepinggan Balikpapan, dan sesuai estimasi, tiba dengan selamat di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 06.59 WITA,” jelas Ismudjiono.
I“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait untuk memastikan setiap tahapan pemulangan berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh jamaah haji asal Sulawesi Utara.” tambahnya.
Di sisi lain, aparat keamanan tampak berjaga ketat di berbagai titik strategis untuk mengatur arus lalu lintas kendaraan penjemput, mengantisipasi kepadatan, serta memastikan keamanan para jamaah haji maupun keluarga yang menunggu.
Momen pertemuan antara jamaah dan keluarga di bandara dipenuhi suasana emosional yang mendalam. Tangisan bahagia pecah saat para jamaah satu per satu keluar dari area kedatangan.
Tak sedikit yang langsung memeluk erat orang tua, pasangan hidup, maupun anak-anak mereka yang telah lama menanti.
Berdasarkan data dari PPIHD Sulut, kedatangan jamaah haji asal Sulawesi Utara belum berakhir. Kloter 14 yang dijadwalkan tiba pada Selasa mendatang, diperkirakan juga akan disambut antusias masyarakat. Pihak panitia dan instansi terkait kembali bersiap untuk menghadapi lonjakan pengunjung di Bandara Sam Ratulangi.
Kepulangan jamaah haji Sulut kloter 13 menjadi bukti nyata kuatnya ikatan keluarga dan solidaritas sosial di masyarakat Sulawesi Utara.
Bandara Sam Ratulangi tidak hanya menjadi pintu gerbang transportasi, tetapi juga saksi bisu dari momen spiritual dan emosional yang menggugah hati.
Pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait diharapkan terus meningkatkan pelayanan, baik dari sisi fasilitas maupun kenyamanan, agar penyambutan jamaah haji berikutnya berjalan lebih baik, tertib, dan penuh kebahagiaan.
(Yudi barik)
Tangis Haru Warnai Kedatangan Jamaah Haji Sulut Kloter 13 di Bandara Sam Ratulangi Manado
"PPIHD Pastikan Pemulangan Jamaah Haji Sulut Berjalan Sesuai Prosedur, Ratusan Keluarga Rela Menginap di Bandara".
IDNEWS.CO, MANADO,- Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, yang biasanya tenang di Pagi Hari, mendadak berubah menjadi Lautan Manusia pada Minggu (6/7/25).
Ratusan warga dari berbagai Wilayah di Sulawesi Utara memadati Area Terminal kedatangan.
Kehadiran mereka bukan tanpa alasan, melainkan untuk menyambut sanak keluarga yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah.
Kedatangan jamaah haji asal Sulawesi Utara kloter 13 menjadi magnet yang menyedot perhatian masyarakat.
Jamaah ini merupakan bagian dari kelompok besar yang telah menjalankan rukun Islam kelima, dan kepulangan mereka disambut dengan tangis haru, pelukan erat, serta rasa syukur mendalam dari keluarga dan kerabat yang telah menunggu berjam-jam di bandara.
Mereka tiba melalui dua penerbangan Lion Air dengan nomor JT 3765 dan JT 3767 yang terbang dari Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Penerbangan pertama mendarat pada pukul 07.15 WITA dan penerbangan kedua tiba sekitar pukul 07.45 WITA di Bandara Sam Ratulangi.
Sementara Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah (PPIHD) Sulawesi Utara, Ismudjiono Nurhamidin, bersama timnya, memainkan peran sentral dalam memastikan seluruh proses pemulangan berjalan sesuai rencana.
Jamaah haji kloter 13 berasal dari beberapa daerah di Sulawesi Utara seperti Bolaang Mongondow Raya (BMR), Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), dan Kota Tomohon.
Selain itu, aparat keamanan dari kepolisian dan personel bandara turut dikerahkan untuk mengatur lalu lintas dan menjaga ketertiban di sekitar area bandara yang padat merayap.
Sejumlah relawan dari organisasi keagamaan juga membantu mengatur arus keluar-masuk jamaah haji agar tetap tertib.
Kepulangan jamaah kloter 13 ini berlangsung pada Minggu pagi, 6 Juli 2025.
Bahkan sejak Sabtu malam, warga telah mulai berdatangan dan sebagian besar memilih bermalam di sekitar bandara demi bisa bertemu keluarga mereka lebih awal.
Kedatangan kloter berikutnya, yaitu kloter 14, menurut jadwal akan tiba pada Selasa, 8 Juli 2025, dengan menggunakan maskapai dan nomor penerbangan yang sama, dari Balikpapan menuju Manado.
Seluruh prosesi penyambutan berlangsung di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, yang terletak di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Bandara ini menjadi titik akhir perjalanan pulang para jamaah haji asal Sulut setelah menempuh perjalanan panjang dari Tanah Suci melalui embarkasi Balikpapan.
Kepulangan jamaah haji bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan menjadi momen yang sarat makna spiritual dan sosial bagi umat Islam di Sulawesi Utara.
Selain mempertemukan kembali keluarga yang terpisah selama lebih dari satu bulan, peristiwa juga menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya kebersamaan, kerendahan hati, dan rasa syukur setelah menjalani ibadah besar di Makkah dan Madinah.
Lebih dari itu, bagi PPIHD dan instansi terkait, momentum ini menjadi evaluasi tahunan untuk terus memperbaiki pelayanan kepada jamaah haji, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan mereka ke kampung halaman.
Ketua PPIHD Sulawesi Utara, Ismudjiono Nurhamidin, menegaskan bahwa seluruh proses pemulangan jamaah haji telah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat.
Proses tentunya melibatkan koordinasi lintas sektor antara PPIHD, pihak maskapai penerbangan, otoritas bandara, serta aparat keamanan.
“Sekitar pukul 05.00 WITA, jamaah haji kloter 13 telah diberangkatkan dari Bandara Sepinggan Balikpapan, dan sesuai estimasi, tiba dengan selamat di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 06.59 WITA,” jelas Ismudjiono.
I“Kami terus berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait untuk memastikan setiap tahapan pemulangan berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh jamaah haji asal Sulawesi Utara.” tambahnya.
Di sisi lain, aparat keamanan tampak berjaga ketat di berbagai titik strategis untuk mengatur arus lalu lintas kendaraan penjemput, mengantisipasi kepadatan, serta memastikan keamanan para jamaah haji maupun keluarga yang menunggu.
Momen pertemuan antara jamaah dan keluarga di bandara dipenuhi suasana emosional yang mendalam. Tangisan bahagia pecah saat para jamaah satu per satu keluar dari area kedatangan.
Tak sedikit yang langsung memeluk erat orang tua, pasangan hidup, maupun anak-anak mereka yang telah lama menanti.
Berdasarkan data dari PPIHD Sulut, kedatangan jamaah haji asal Sulawesi Utara belum berakhir. Kloter 14 yang dijadwalkan tiba pada Selasa mendatang, diperkirakan juga akan disambut antusias masyarakat. Pihak panitia dan instansi terkait kembali bersiap untuk menghadapi lonjakan pengunjung di Bandara Sam Ratulangi.
Kepulangan jamaah haji Sulut kloter 13 menjadi bukti nyata kuatnya ikatan keluarga dan solidaritas sosial di masyarakat Sulawesi Utara.
Bandara Sam Ratulangi tidak hanya menjadi pintu gerbang transportasi, tetapi juga saksi bisu dari momen spiritual dan emosional yang menggugah hati.
Pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait diharapkan terus meningkatkan pelayanan, baik dari sisi fasilitas maupun kenyamanan, agar penyambutan jamaah haji berikutnya berjalan lebih baik, tertib, dan penuh kebahagiaan.
(Yudi barik)